Rabu, 14 Juni 2017

CONTOH AKAD KONTRAK ISHTISNA

CONTOH KONTRAK AKAD ISHTISNA





Contoh Perjanjian Kontrak ini dibuat untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Desain Kontrak Perjanjian Syariah
Ekis 9 Jurusan Syariah Prodi
 Ekonomi Syariah
Semester 6

Oleh :
MUH.YUSUF
SULAEMAN
RISKIANA LINRI
IRMAWATI
YULIANA





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN WATAMPONE)
2017
Sinopsis:
Bapak Sulaeman datang ke PT. Bank Muamalat untuk mengajukan pemesanan rumah dengan akad ishtisna. Adapun spesifikasinya yaitu, rumah satu lantai, ukuran 10 x 5 m, 2 kamar tidur, satu kamar mandi didalam, lantai porselen, dinding batako, genting kualitas A, listrik 900 watt,  air  PDAM, yang berlokasi di kompleks perumahaan jln. Gatot Subroto. Bapak Yusuf selaku manajer PT. Bank Muamalat menyetujui permintaan bapak Sulaeman dan menetapkan harga rumah tersebut senilai Rp.150.000.000. Pembayaran akan dilakukan Bapak Sulaeman secara tunai pada saat akad ditandatangani, dan penyerahan rumah akan dilakukan pihak Bank Muamalat 150 hari setelah akad ditandatangani pada hari kerja.




AKAD BAI’ ISHTISNA
NO: 15/ISHTISNA/BM/VI/17
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad (perjanjian) itu.
(Q.S. Al-Maidah : 1)
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantaramu.
(Q.S. An-Nisa : 29)
Dengan memohon petunjuk dan ridho Allah SWT, akad ishtisna ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini, Senin, 5 Juni 2017 Pukul 11:00 WIB, bertempat di kantor PT. Bank Muamalat, oleh para pihak sebagai berikut :
1.    Nama          : Muh.Yusuf M.EI
Pekerjaan    : Manajer PT. Bank Muamalat
Alamat        : Jln. Hos Cokroaminoto
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Muamalat yang berkantor dan berkedudukan di Jln. Ahmad Yani no.169 Bone, selanjutnya disebut sebagai Pihak ke-1.   
2.    Nama          : Sulaeman SE.
Pekerjaan    : PNS
Alamat        : Jln. Sulawesi
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak ke-2.
Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1.    Bahwa Pihak ke-2 telah mengajukan pesanan kepada Pihak ke-1 untuk memesan sebuah rumah satu lantai, ukuran 10 x 5 m, 2 kamar tidur, satu kamar mandi didalam, lantai porselen, dinding batako, genting kualitas A, listrik 900 watt,  air  PDAM, yang berlokasi di kompleks perumahaan jln. Gatot Subroto. Selanjutnya Pihak ke-1 menyetujui, dan dengan akad perjanjian ini mengikatkan diri untuk melakukan pembangunan rumah untuk pihak ke-2 sesuai dengan ketentuan tersebut.
2.    Bahwa berdasarkan ketentuan Syari’ah pengajuan pesanan yang dilakukan, antara Pihak ke-1 kepada Pihak ke-2 diatur dan akan berlangsung menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.    Pihak ke-1 menyediakan barang pesanan pihak ke-2 sesuai dengan spesifikasi dan waktu yang telah ditetapkan.
b.    Penyerahan barang tersebut dilakukan oleh pihak ke-1 kepada Pihak ke-2.
c.    Pihak ke-2 membayar harga pokok ditambah margin keuntungan atas pemesanan barang secara tunai saat akad ini ditanda tangani.
d.   Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan Akad Perjanjian ini dalam Akad ishtisna (disebut “Akad” dengan syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL I
KETENTUAN UMUM
1.    Ishtisna adalah akad jual beli barang pesanan pihak ke-2 kepada pihak ke-1, dimana dalam hal ini pihak ke-1 menyediakan barang pesanan yang sesuai dengan spesifikasi pihak ke-2 yang diserahkan pada waktu yang telah ditentukan.
2.    Harga Pokok adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pihak ke-1 untuk menyediakan pesanan pihak ke-2.
3.    Barang akad adalah rumah yang dipesan oleh pihak ke-2 kepada pihak ke-1 yang sesuai dengan spesifikasinya yang telah disebutkan.
4.    Margin adalah keuntungan yang ditetapkan oleh pihak ke-1 karena adanya akad Istishna, yang harus dibayar oleh pihak ke-2 yang telah sepakat mengajukan pesanan dengan akad ishtishna.
5.    Hari Kerja adalah hari kerja efektif  yang telah diberlakukan oleh  BI (Bank Indonesia) yaitu senin-jumat, dan  hari sabtu dan minggu serta hari besar libur.
6.    Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah keadaan dimana salah satu pihak yang mengadakan akad terhalang melakukan prestasinya.
7.    Cedera Janji adalah peristiwa atau peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pihak ke-1 ataupun pihak ke-2 dikenakan sanksi sesuai dengan beberapa pasal dalam akad ini.
PASAL II
PESANAN DAN TUJUAN PESANAN
Ayat 1
Pihak ke-1 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membuatkan dan menjual barang yang dipesan oleh Pihak ke-2 berupa satu unit rumah satu lantai, ukuran 10 x 5 m, 2 kamar tidur, satu kamar mandi didalam, lantai porselen, dinding batako, genting kualitas A, listrik 900 watt,  air  PDAM, yang berlokasi di kompleks perumahaan jln. Gatot Subroto. dan penyerahan barang tersebut dilakukan oleh pihak ke-1.
Ayat 2
Pihak ke-2 berjanji serta dengan ini mengikatkan diri untuk membeli dan menerima barang serta membayar harganya kepada Pihak ke-1 dengan pembayaran secara tunai ketika akad ditanda tangani.
Ayat 3
Penyerahan barang dilakukan oleh pihak ke-1 kepada pihak ke-2 yaitu 150 hari setelah akad ditanda tangani menurut hari kerja yaitu hari senin sampai jumat dan hari sabtu, minggu dan hari besar libur.
Ayat 4
Barang yang diperjualbelikan tersebut akan digunakan untuk kepentingan pribadi Pihak ke-2.
PASAL III
HAK DAN KEWAJIBAN
Ayat 1:
a.    Hak dan kewajiban pihak ke-1:
1.    Pihak ke-1 wajib menyerahkan barang pesanan pihak ke-2 sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
2.    Pihak ke-1 wajib memberitahukan pihak ke-2 tentang kesiapan material sehari sebelum pembangunan dimulai.
3.    Pihak ke-1 wajib mengganti rugi kepada pihak ke-2 apabila barang yang dipesan tidak sesuai dengan spesifikasinya.
4.    Pihak ke-1 wajib memberikan sertifikat rumah kepada pihak ke-2 ketika barang akad diserahkan.
5.    Pihak ke-1 berhak menerima pembayaran secara tunai dari pihak ke-2 ketika akad ditanda tangani.
b.    Hak dan kewajiban pihak ke-2:
1.    Pihak ke-2 wajib membayar secara tunai kepada pihak ke-2 ketika akad ditanda tangani.
2.    Pihak ke-2 wajib memberitahu kepada pihak ke-1 jika terjadi ketidaksesuaian barang yang telah dipesan, kecuali jika pihak ke-2 tidak keberatan mengenai hal tersebut.
3.    Pihak ke-2 berhak menerima pemberitahuan dari pihak ke-1 mengenai kesiapan material sehari sebelum pembangunan dimulai.
4.    Pihak ke-2 berhak menerima barang akad 150 hari setelah akad ditandatangani.
5.    Pihak ke-2 berhak menerima ganti rugi dari pihak ke-1 apabila terjadi ketidaksesuaian barang yang telah dipesan
PASAL IV
WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN
Ayat 1
Pihak ke-2 berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membayar ketika akad ditanda tangani.
Ayat 2
Cara pembayaran dilakukan secara tunai.
Ayat 3
Jumlah pembayaran yaitu harga pokok ditambah margin sebesar Rp. 150.000.000,-
PASAL V
PEMBUKUAN PESANAN
Pembukuan pesanan dilakukan oleh Pihak ke-1 atas seluruh transaksi tunai yang dilakukan Pihak ke-2. Dan dicatat dalam Buku Besar PT. Bank Muamalat dan pihak ke-2 menerima bukti pembayaranya berupa kwitansi.
PASAL VI
CEDERA JANJI DAN AKIBAT CEDERA JANJI
Pihak dapat dianggap melakukan cedera janji, apabila karena kesalahannya:
1.    Pihak ke-1 tidak menyerahkan barang sesuai spesifikasi dari Pihak ke-2 maksimal 150 hari setelah akad ditandatangani maka Pihak ke-2 boleh meminta ganti rugi berupa pengembalian uang yang telah dibayarkannya dan atau pembatalan akad.
2.    Pihak ke-1 tidak mengganti barang apabila terdapat ketidaksesuaian dengan spesifikasi setelah barang diterima oleh Pihak ke-2 diluar kesalahan Pihak ke-2, maka Pihak ke-2 boleh menuntut ganti rugi sebesar biaya ketidaksesuaian tersebut, kecuali jika Pihak ke-2 dapat menerima kekurangan tersebut dan tidak mempermasalahkannya.
3.    Pihak ke-2 memberitahu Pihak ke-1 bahwa terjadi hal-hal diluar pengetahuan Pihak ke-2 mengenai ketidaksesuaian barang dan telah diterima lebih dari 3 hari setelah barang diterima oleh Pihak ke-2 maka Pihak ke-1 tidak wajib mengganti rugi sebesar biaya yang ditimbulkan oleh ketidaksesuaian barang tersebut.
PASAL VII
PEMBATALAN KONTRAK
Pembatalan kontrak terjadi apabila pihak ke-1 tidak dapat menyerahkan barang akad kepada pihak ke-2, paling lambat 5 bulan setelah akad ditanda tangani, dengan konsekuensi pihak ke-1 wajib mengembalikan semua uang tunai yang dibayarkan oleh pihak ke-2.
PASAL VIII
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Ayat 1
Apabila terjadi keterlambatan atau kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kewajiban sebagaimana tercantum dalam akad ini yang disebabkan oleh keadaan yang memaksa seperti bencana alam, huruhara, dan sabotase, yang tidak dapat dihindari dengan melakukan tindakan sepatutnya, maka kerugian yang diakibatkan tersebut ditanggung oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
Ayat 2
Dalam hal terjadi keadaan memaksa, pihak yang mengalami peristiwa yang dikategorikan keadaan memaksa wajib memberitahukan secara tertulis tentang hal tersebut kepada pihak lainnya dengan melampirkan bukti secukupnya dari kepolisian atau instansi yang berwenang mengenai kejadian memaksa tersebut selambat-lambatnya 3 hari terhitung sejak keadaan memaksa tersebut terjadi.
Ayat 3
Apabila dalam waktu 7 hari sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana ayat 2 tersebut, belum atau tidak ada tangggapan dari pihak yang menerima pemberitahuan, maka adanya peristiwa tersebut dianggap telah disetujui oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
Ayat 4
Apabila keadaan memaksa tersebut mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam akad ini selama 2 bulan, maka akad ini dapat diakhiri dengan suatu perjanjian antara Pihak ke-1 dan Pihak ke-2.
PASAL IX
PENYELESAIAN SENGKETA
Ayat 1
Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan akad ini, maka Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 akan berusaha untuk menyelesaikan secara musyawarah.
Ayat 2
Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2, maka dengan ini Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa kepada Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) untuk memberikan putusannya, menurut tata cara dan prosedur berabritase yang ditetapkan oleh dan berlaku di badan tersebut.
Jika melalui badan tersebut sengketa belum bisa diputuskan maka dilanjutkan ke Pengadilan Agama Watampone.
PASAL X
KETENTUAN TAMBAHAN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam akad ini, akan diatur kemudian dalam surat perjanjian tambahan yang akan dibuat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akad ini.
PASAL XI
PENUTUP
Akad Perjanjian ini ditandatangani di Watampone pada tanggal 5 juni 2017, dan dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai 6000 dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sama, ditandatangani oleh Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 dengan suka rela (saling ridho) tanpa paksaan dari pihak manapun, serta disaksikan oleh :
1.    Riskiana Linri
2.    Irmawati

Watampone, 5 juni 2017

Pihak ke-1                                                                                                       Pihak ke-2


Muh.Yusuf ME.                                                                                              Sulaeman SE.

0 komentar:

Posting Komentar